Wahyu Aji dari tim Dumasari Kawahara SMS (DKS), Jakarta, turun di BeAT Your Limit IMI Sumut Matic Race putaran II, Medan. Yamaha Mio Wahyu Aji enggak tertandingi di kelas 125 cc di sirkuit Cemara Asri. Pas dilacak kuncinya menaikkan rasio kompresi dan mengatur ulang rangka.
“Waktu latihan Jumat, motor pada jatuh. Langsung seting ulang mesin dan rangka agar aman,” beber Aldy Bosar, pemilik tim DKS yang asli Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Bosar mau main ke kampung halamannya lantaran dia mau bagi ilmu. Tentunya teknologi skubek di Sumatera Utara enggak secepat perkembangannya dibanding Jawa. Di Jawa sendiri balapan skubek sudah lebih awal tahun lalu de-ngan regulasi dan teknologi terarah.
“Sebenarnya mesin enggak perlu kencang. Yang dipentingkan itu sebenar-nya torsi. Terus, rangka pun harus diset sempurna,” beber Bayu Putera, tunner handal dari DKS, Jakarta.
Lagian karakter sirkuit pendek-pendek. Lintasan lurus kurang dari 200 meter. Pembalap enggak bisa membuka lama handel gas karena sudah ketemu kelokan.
“Makanya butuh kompresi tinggi. Kompresi di sirkuit Cemara sampai 12,7 : 1. Lebih tinggi dibanding sirkuit seperti AongKemayoran yang panjang cuma 12,4 : 1. Pakai kompresi tinggi di Medan aman karena jumlah lapnya sedikit," ulas Bayu yang bengkelnya Dumasari Fourteen di Jakarta Timur.
Rangka diseting ulang lewat sokbreker belakang dan engine mounting. Sok diset supaya rebound lambat dan kompresi cepat. Dan mounting pakai bahan teflon yang sudah banyak di pasaran.
AWAS GERAKAN SOK SKUBEK
Wahyu Aji acungi jempol buat rider Medan. Keberanian mereka menurut Wah-yu jadi modal utama. "Cuma mereka terbiasa dengan naik bebek. Kelihatan cara nikungnya yang main banting motor aja. Padahal, jauh beda kalau bawa skubek," beber Wahyu.
Skubek jelas banget, mengandalkan satu sokbreker seperti di Mio. Posisi sokbreker Mio ada di kiri. Berbeda dengan bebek yang banyak mengandalkan suspensi ganda. Dampaknya gaya balap harus berbeda dibanding bebek. "Waktu motor nikung ke kanan ban bergeser ke kiri lebih banyak. Kalau nikung ke kiri ban ke kanan. Banting motornya harus diayun perlahan," jelas Wahyu yang berbadan imut.
Padahal, karakter gerakan ban belakang bisa dimanfaatkan jadi rolling speed. Wahyu bilang setelah mau keluar tikungan buka gas perlahan yang bisa bikin hi-dung motor lebih cepat menikung searah jalur berikutnya.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Deli Tire 90/80-14
Ban belakang :Deli Tire 90/80-14
Piston : 53,4 mm
Pilot-jet :42
Main-jet :110
Gir : 12/42
1
Like Me On Facebook
Cari Blog Ini
Kamis, 02 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Yamaha Mio, Honda Vario, dan Suzuki Spin, sekilas memang memiliki teknologi yang sama. Tapi, apakah kita akan mengambil salah satunya tanpa ...
-
Wahyu Aji dari tim Dumasari Kawahara SMS (DKS), Jakarta, turun di BeAT Your Limit IMI Sumut Matic Race putaran II, Medan. Yamaha Mio Wahyu ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen organisasi merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terha...
-
PT Daya Adira Mustika (DAM) selaku main dealer sepeda motor Honda di Jabar, menggelar Final Contest Mekanik Regional Jabar. Dalam kegia...
-
Masyarakat, khususnya generasi muda, diimbau untuk mengurangi perilaku konsumtif menggunakan bahan bakar minyak dari jenis fosil. Sebalikn...
-
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan didalam mearawat motor matic: 1.Ganti oli mesin setiap 2000 Km 2.Ganti oli transmisi setiap 750...
-
DICMA TRAINING CENTER: BBM HABIS : "Masyarakat, khususnya generasi muda, diimbau untuk mengurangi perilaku konsumtif menggunakan bahan...
-
bagai kepak sayap burung pulang perkasa di selasar bintang, laksana camar menjelajah riang selami laut penuh tawa waktupun betah berlabuh:...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar